Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tiba di Amerika Serikat untuk berpidato di hadapan Kongres AS pada Rabu (24/7) waktu setempat. Kedatangannya ke Negeri Paman Sam itu menimbulkan kekacauan di Washington. Beberapa demonstran pro-Palestina merangsek ke Hotel Watergate, tempat Netanyahu menginap dan mengadakan pertemuan.
Mereka menyebarkan ulat bambu, belatung, hingga serangga kecil berkaki empat serta tanah-tanahnya, ke atas meja di ruang pertemuan hotel. Di ruang itu terdapat bendera Israel dan AS, serta telah disiapkan juga gelas-gelas air minum dan permen. Kelompok Palestinian Youth Movement mengunggah video insiden tersebut di akun medsosnya. Mereka menyatakan aksi itu agar “Netanyahu, agen Mossad Israel, dan Secret Service tidak memiliki kedamaian karena mereka terus meneror rakyat kami.”
Dalam video yang viral di media sosial itu, tampak binatang-binatang ikut memenuhi sebagian lantai di ruang pertemuan maupun di koridor lantai. Para pendemo juga menyalakan alarm kebakaran dengan durasi 30 menit agar tamu sekutu AS itu tidak bisa istirahat. “Tidak akan ada istirahat sebelum Netanyahu dan Kongres mempermalukan diri mereka sendiri di depan dunia karena gagal mencapai tujuan militer dan politik mereka,” tulis akun Instagram Palestinian Youth Movement yang diikuti lebih 600 ribu follower. “Semoga mimpi mereka dihantui oleh kematian rakyat kami dan pembusukan masyarakat mereka,” lanjut mereka.
Hotel Watergate Lakukan Pembersihan, Merespons kericuhan. Hotel The Watergate mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihaknya akan fokus pada keselamatan dan kesejahteraan para tamu dan staf. Mereka akan memastikan properti tersebut telah dibersihkan dan beroperasi secara normal. Pihak hotel juga bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menangani situasi tersebut. Dikutip dari FOXNews, berikut pernyataan lengkap dari Hotel Watergate: “Kami mengetahui video media sosial yang beredar di berbagai platform yang melibatkan Hotel The Watergate dan insiden malang yang terjadi di properti kemarin. Prioritas utama kami adalah keselamatan dan kesejahteraan para tamu dan staf kami. Kami mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan properti telah dibersihkan dan sekarang beroperasi seperti biasa. Kami bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang, yang menangani situasi ini. Karena ini adalah kasus terbuka, kami tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut saat ini.
Di hari yang sama, ribuan pengunjuk rasa turun ke Washington menjelang pidato Netanyahu di hadapan anggota Kongres AS. Mereka meneriakkan “Free Palestine!”, dan sejumlah pendemo memblokir rute Netanyahu ke Gedung Capitol. Selain itu, ribuan pengunjuk rasa juga mengibarkan bendera Palestina dan membakar bendera AS di luar Union Station. Hingga malam hari, para pengunjuk rasa masih berkumpul di luar Hotel Watergate untuk menuntut AS menghentikan bantuan militer ke Israel.
Dalam pidatanya di depan Kongres AS, Netanyahu menyampaikan tujuannya untuk bersekutu dengan AS dan meraih kemenangan total lawan Hamas di Gaza. Ia juga menyerukan dukungan anggota parlemen AS terhadap perang Israel di Gaza dan menyampaikan rencana “deradikalisasi” Gaza pascaperang. Seorang anggota DPR AS keturunan Palestina, Rashida Tlaib, yang hadir dalam joint session (DPR dan Senat) khusus mendengarkan pidato Netanyahu itu, mengangkat poster Penjahat Perang dan Bersalah atas Genosida saat Netanyahu berpidato.
Menanggapi aksi tersebut, pengepul memiliki pandangan yang berbeda. Banyak yang mengecam tindakan demonstran yang mengganggu ketertiban dan keamanan hotel tempat Netanyahu menginap. Namun, di sisi lain, ada juga pendukung gerakan pro-Palestina yang mendukung aksi tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan Israel yang dianggap melanggar hak asasi manusia di Palestina.
Pada akhirnya, insiden ini menjadi refleksi dari ketegangan yang terjadi antara pendukung Israel dan Palestina, sekaligus memunculkan pertanyaan tentang dampak politik dan sosial dari konflik di Timur Tengah terhadap hubungan internasional, termasuk hubungan antara Israel dan Amerika Serikat. Masyarakat internasional juga dihadapkan pada kompleksitas hubungan antara keamanan nasional, hak asasi manusia, dan upaya perdamaian di kawasan tersebut.