Seorang siswa SMA berusia 17 tahun di Pasuruan, NS, harus dilarikan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dr. Radjiman Wediodiningrat di Lawang, Malang. NS, yang berasal dari Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, diduga mengalami depresi akibat tekanan dari teman-temannya di sekolah.
Kakak NS, Fariz (23), mengungkapkan bahwa adiknya mengalami depresi yang cukup berat. Keluarga NS pun meminta bantuan Dinas Sosial (Dinsos) Pasuruan untuk membawa NS ke RSJ. Menurut Fariz, kondisi adiknya memburuk dan kemungkinan membutuhkan perawatan selama 10-15 hari ke depan. “Rumah sakit menyatakan bahwa adik saya mengalami depresi berat, dengan nafsu makan yang menurun. Dia tidak responsif dan sering menunjukkan kecenderungan marah-marah di malam hari,” ujar Fariz pada Senin (26/8).
Dalam upaya mencari keadilan atas kasus ini, keluarga NS melaporkan tindakan bullying yang diduga dialami oleh adiknya ke Polres Pasuruan pada Senin (26/8). Meskipun belum dijelaskan secara rinci mengenai bentuk bullying yang dialami oleh NS, Fariz menegaskan bahwa para pelaku harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. “Para pelaku harus dipertanggungjawabkan di depan hukum karena kondisi adik saya sangat serius,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Davis Busin Siswara, menegaskan bahwa pihak kepolisian akan mengambil langkah-langkah tindak lanjut terkait kasus ini. “Kita akan mengembangkan kasus ini. Kasus anak-anak dan perempuan menjadi perhatian utama bagi kami,” ungkap Davis.
Tindakan bullying merupakan perbuatan yang tidak bisa dibiarkan begitu saja, terlebih lagi jika menyebabkan dampak psikologis yang serius bagi korban. Kasus NS membawa kita pada perenungan lebih dalam tentang keadaan psikologis para remaja di lingkungan sekolah. Fenomena bullying seringkali dianggap sebagai masalah sepele, namun dampaknya bisa sangat merusak bagi kesehatan mental korban. Dalam beberapa kasus, bullying bahkan dapat menjurus pada tindakan bunuh diri yang tragis.
Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, prevalensi tindakan bullying di sekolah-sekolah di Indonesia masih cukup tinggi. Banyak kasus bullying yang tidak dilaporkan atau dianggap biasa-biasa saja oleh pihak sekolah maupun keluarga korban. Ketiadaan tindakan tegas terhadap pelaku bullying juga menjadi faktor utama dalam menjadikan tindakan tersebut semakin merajalela.
Penting bagi semua pihak, baik pemerintah, sekolah, maupun masyarakat, untuk bersikap tegas dalam menangani kasus bullying. Perlindungan dan keamanan psikologis para siswa harus menjadi prioritas utama dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan aman. Pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik mengenai tindakan pencegahan dan penanganan kasus-kasus bullying juga menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan keamanan di lingkungan sekolah adalah langkah awal yang penting dalam upaya mencegah dan menangani kasus-kasus bullying. Diharapkan kasus seperti yang dialami oleh NS dapat menjadi momentum bagi semua pihak terkait untuk lebih serius dalam mengatasi masalah bullying di sekolah-sekolah. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi para siswa.