Menu

News

Sidang PK Saka Tatal Berderai Air Mata, Reynaldi Bongkar Kelakuan Iptu Rudiana dan Polisi Lain: Saya Sudah Ngerasain Neraka Di Penjara

badge-check


Sidang PK Saka Tatal Berderai Air Mata, Reynaldi Bongkar Kelakuan Iptu Rudiana dan Polisi Lain: Saya Sudah Ngerasain Neraka Di Penjara Perbesar

Sidang PK mantan terpidana kasus Vina, Saka Tatal, digambarkan penuh dengan air mata saat saksi fakta Reynaldi mengungkap kelakuan Iptu Rudiana dan polisi lain saat menangkap para terduga pelaku. Selasa (30/7/2024),

Reynaldi, sepupu Saka Tatal, mengungkapkan bahwa dirinya juga ditangkap oleh Iptu Rudiana dan kawan-kawan karena diduga terlibat dalam pembunuhan Vina dan Eky pada tahun 2016. Di sidang PK Saka Tatal, Reynaldi membongkar kekejaman yang dialaminya saat ditangkap bersama 8 terpidana kasus Vina lainnya oleh kelompok Iptu Rudiana.

Reynaldi menceritakan bahwa saat itu ia disuruh membeli bensin oleh kakaknya di batas kota, dan disaat yang sama ia bertemu dengan Saka Tatal. Namun, tak disangka, setelah mereka membeli bensin, di SMP 11 Cirebon, mereka disergap dan dipukuli oleh polisi, termasuk Iptu Rudiana. Reynaldi bahkan mengungkapkan bahwa mereka tidak diberi keterangan apapun, bahkan surat penangkapan, dan hanya dibawa ke Polresta Cirebon untuk kemudian disiksa.

Ia menuturkan bahwa mereka tak tahu kesalahan apa yang mereka lakukan, karena pada saat ditangkap dan dimasukkan ke dalam mobil, mereka telah dipukuli. Mereka tak diberikan kesempatan untuk menjelaskan atau membela diri. Reynaldi dan yang lainnya bahkan dipaksa untuk mengaku sebagai pelaku pembunuhan Vina dan Eky, namun mereka tetap bersikeras tidak tahu apa-apa.

Cerita pahit Reynaldi membuat Farhat Abbas, kuasa hukum Saka Tatal, tak kuasa menahan air mata. Ia pun bukan satu-satunya, para hadirin di sidang juga ikut menitikkan air mata.

Reynaldi menjelaskan bahwa selama disiksa, mereka dipukuli, dibalsem di mata dan tubuh, bahkan dipaksa mengaku sebagai pelaku pembunuhan. Reynaldi juga mengungkapkan bahwa walaupun sudah dilepaskan, akibat penyiksaan tersebut ia harus merasakan rasa sakit yang lama tak kunjung sembuh. Bahkan luka-lukanya begitu parah sehingga ia kesulitan untuk berjalan.

Ia juga mengaku bahwa selama satu bulan di penjara, ia merasakan seperti berada di dalam neraka dan merasa telah menderita sangat dalam.

Meski akhirnya tidak dijatuhi hukuman apapun, Reynaldi masih harus melapor ke polisi setiap senin dan kamis, namun malah sering kali ia kembali dipukuli.

Sidang PK Saka Tatal ini memberikan pandangan yang cukup mengerikan mengenai perilaku polisi dalam menangani kasus-kasus hukum.

Pelecehan, penyiksaan, dan kekerasan fisik yang dilakukan terhadap warga sudah seharusnya tidak dapat diterima dalam sistem hukum yang adil.

Kejadian ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi aparat penegak hukum untuk melakukan reformasi dalam penegakan keadilan.

Kemungkinan adanya praktik penyiksaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian sangat memprihatinkan dan harus ditindak tegas oleh pihak yang berwenang.

Keamanan dan keadilan tidak hanya seharusnya dialami oleh para pelaku, tetapi juga oleh para warga negara yang sedang berurusan dengan hukum. Hal ini menjadi tugasmu sebagai penegak hukum untuk memastikan bahwa setiap orang dapat mendapatkan perlakuan yang adil dan layak di bawah hukum.

Facebook Comments Box

Read More

TVS Callisto 110 Intelligo: Pilihan Matic Retro Lebih Murah dengan Konektivitas Smartphone

8 January 2025 - 11:28 WIB

League of Legends: Wild Rift – Game MOBA Terbaru yang Mengguncang Indonesia

6 January 2025 - 02:57 WIB

Kenali 4 Perbedaan Plat Nomor Mobil Listrik

19 December 2024 - 22:16 WIB

AHM Resmikan Harga Motor Listrik ICON dan CUV Mulai Rp28 Juta!

17 December 2024 - 17:19 WIB

Pentingnya Bank Garansi dan Surety Bond dalam Dunia Bisnis

13 December 2024 - 23:46 WIB

Trending on Bisnis