Belakangan ini, nama Ridwan Kamil, bakal calon Gubernur Jakarta, menjadi perbincangan hangat di media sosial. Hal ini tak lepas dari viralnya cuitan-cuitannya di akun media sosial pribadinya yang mengkritik pemerintah, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Salah satu cuitannya yang mencuat adalah, “Mari kita lawan akal-akalan DPR dengan akal sehat,” yang diunggah pada 2 Juli 2012. Tak hanya itu, Ridwan Kamil juga pernah menulis, “Dewan Penipu Rakyat,” pada 9 Juni 2010.
Kini, Ridwan Kamil akhirnya memberikan tanggapan terkait cuitan-cuitannya yang kini menjadi viral. Dalam sebuah acara, Indonesia Net Zero Summit 2024 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Ridwan Kamil tidak menampik bahwa pada masa lalu, dirinya merasa marah terhadap kondisi Indonesia.
“Saya dulu adalah warga yang marah terhadap Indonesia. Makanya sekarang muncul lagi twit-twit lama, ya dulu memang begitu,” ungkap Ridwan Kamil. Mantan Gubernur Jawa Barat ini mengungkapkan bahwa rasa marah tersebut mendorongnya untuk terjun ke dunia politik.
Perjalanan karier politik Ridwan Kamil dimulai ketika ia terpilih sebagai Wali Kota Bandung. Dari sana, langkahnya terus menanjak hingga akhirnya menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Saat ini, Ridwan Kamil bahkan telah bergabung dengan Partai Golkar dan mencalonkan diri sebagai bakal calon Gubernur Jakarta.
Lebih lanjut, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa kemarahannya telah membantunya untuk memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan. Ia mencontohkan targetnya untuk menghijaukan Jawa Barat dengan menanam 50 juta pohon dalam kurun waktu 5 tahun yang berhasil terlampaui dengan terkumpulnya 83 juta pohon pada akhir jabatannya. Selain itu, ia juga berhasil melebihi target energi terbarukan di Jawa Barat yang semula 20 persen, namun berhasil mencapai 25 persen pada akhir masa jabatannya.
Dari pernyataan Ridwan Kamil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa keterlibatannya dalam dunia politik bukan hanya didorong oleh kekesalannya terhadap kondisi Indonesia, namun juga oleh keinginannya untuk memberikan dampak positif secara konkret bagi masyarakat melalui program-program pembangunan yang ia jalankan. Hal ini bisa menjadi contoh bagi para pemimpin lainnya untuk terus berjuang memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan bagi negara.