Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah mengumumkan rencananya untuk mengusung mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa serta Hendrar Prihadi, yang juga kader partai, sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah dalam pilkada 2024. Meskipun tidak menjalin koalisi dengan partai politik lain di Jateng, PDIP tetap memiliki keberanian untuk mengusung pasangan calonnya sendiri, seiring dengan berhasilnya meraih suara terbanyak pada Pemilihan Legislatif di provinsi tersebut.
Kedua tokoh yang diusung ini telah mendatangi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP. Meskipun keduanya tidak tiba secara bersamaan, namun mereka tampil kompak dengan mengenakan seragam khas PDIP berwarna merah.
Terkait hal ini, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, hanya memberikan jawaban singkat dengan menyatakan, “Kami menunggu pengumuman dari Ibu Ketua Umum,” pada hari Senin tanggal 26 Agustus. Sementara itu, Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus, tidak menolak kabar mengenai duet Andika dan Hendi. “Benar,” ujar Deddy.
Sementara itu, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, telah tiba di DPP PDIP sekitar pukul 11.30 WIB, menjelang pengumuman tahap tiga mengenai calon kepala daerah yang akan diusung dalam Pilkada Serentak.
Hendi, yang juga merupakan politisi dari PDIP, lahir di Kota Semarang pada tanggal 30 Maret 1971. Selama karier politiknya, ia telah mengemban beberapa jabatan strategis di pemerintahan. Saat ini, Hendi menjabat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Perjalanan karier politik Hendi tidaklah mudah. Awalnya, ia bekerja sebagai seorang sales kacamata pada tahun 1996. Setelah beberapa kali berganti pekerjaan, Hendi kemudian memutuskan untuk fokus dalam dunia wirausaha dengan mendirikan CV Sinar Mulia pada tahun 1999.
Pada tahun 2009, Hendi memilih untuk berhenti dari dunia usaha setelah terpilih sebagai anggota DPRD Jawa Tengah. Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2010, Hendi menjabat sebagai Wakil Wali Kota Semarang. Namun pada tahun 2011, ia menjadi pelaksana tugas Wali Kota Semarang setelah Wali Kota saat itu, Soemarmo HS, tersandung kasus korupsi. Hendi kemudian resmi dilantik menjadi Wali Kota Semarang pada tahun 2013.
Prestasi Hendi tidak hanya terbatas pada sektor politik. Ia dianugerahi Anti Gratifikasi Award oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia pada tahun 2013 dan 2014. Selain itu, ia juga meraih gelar ‘Best City Manager’ dari lembaga internasional Europe Business Assembly pada tahun 2014.
Hendi juga diakui sebagai pembina pelayanan publik terbaik di Indonesia mulai dari tahun 2016 hingga 2019, berkat kontribusinya dalam reformasi pelayanan publik yang dianggap sangat berprestasi.
Semakin bersinar dalam karier politiknya, Hendi berpasangan dengan Hevearita Gunaryanti Rahayu dan kemudian terpilih sebagai Wali Kota Semarang pada periode 2016 hingga 2021. Namun, masa jabatannya sebagai Wali Kota tidak berjalan hingga selesai, karena di tengah jalan, Presiden Jokowi menunjuknya sebagai Kepala LKPP.