Bacagub Jakarta dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus Ridwan Kamil (RK) menyatakan akan membangun perumahan di atas pasar Jakarta, jika terpilih jadi Gubernur.
Menurut RK, ini adalah bagian dari implementasi arahan dari Prabowo, untuk menyediakan rumah bagi warga Jakarta. “Salah satu gagasan dan arahan Pak Prabowo salah satunya adalah, Jakarta tolong membuat perumahan di tengah kota tapi tanahnya habis, maka nanti coba upayakan membangun di atas pasar-pasar Jakarta,” ujar RK dalam sambutannya, Senin (2/9).
RK juga menilai, bahwa salah satu masalah utama masyarakat Jakarta adalah kepemilikan rumah yang kurang memadai. Masalah ini semakin diperburuk dengan jarak yang cukup jauh antara tempat tinggal warga dengan tempat mereka bekerja.
Pasar-pasar yang menjadi target RK untuk dibangun perumahan meliputi daerah seperti Manggarai, Dukuh Atas, Tanah Abang, Juanda, dan berbagai pasar lainnya. Dengan rencana ini, RK berharap bisa memberikan solusi atas permasalahan kepemilikan rumah yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta.
Berkaitan dengan hal ini, dapat dilihat bahwa kebutuhan akan tempat tinggal di Jakarta terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Hal ini menuntut pemerintah untuk terus mencari inovasi dalam hal penyediaan perumahan yang terjangkau untuk masyarakat kota. Membangun perumahan di atas pasar-pasar yang strategis di Jakarta bisa menjadi salah satu solusi yang kreatif untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang memadai.
Dengan memanfaatkan area di atas pasar, tidak hanya akan memaksimalkan pemanfaatan ruang secara efisien, tetapi juga akan memudahkan akses masyarakat ke berbagai fasilitas publik seperti pasar tradisional, transportasi umum, dan lainnya. Selain itu, pembangunan perumahan di atas pasar juga dapat membantu mempertahankan keberadaan pasar tradisional dalam struktur perkotaan modern, serta memberikan keberlanjutan ekonomi bagi para pedagang dan pengelola pasar.
Tentu saja, selain mempertimbangkan faktor infrastruktur, perlu juga dilakukan analisis menyeluruh terkait dengan keberlanjutan lingkungan, ketersediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan, serta integrasi dengan kawasan sekitarnya. Pelibatan para pemangku kepentingan seperti pedagang pasar, warga sekitar, dan ahli terkait perencanaan tata kota juga menjadi krusial dalam menghasilkan rencana pembangunan yang berkelanjutan.
Dari segi regulasi, langkah ini pun membutuhkan penyesuaian dan peninjauan ulang terhadap peraturan-planning lingkungan perkotaan. Penguatan regulasi akan menjadi landasan yang kuat dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan ruang terbuka publik, keberlanjutan lingkungan, dan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat.
Dalam hal konsep kota yang berkelanjutan, pembangunan perumahan di atas pasar juga sejalan dengan prinsip pembangunan berbasis transit-oriented development (TOD). Konsep ini menekankan pada integrasi antara pemukiman, transportasi publik, dan fasilitas-fasilitas publik lainnya, sehingga mendorong penggunaan transportasi publik, mengurangi ketergantungan pada mobil pribadi, dan menciptakan komunitas yang berkelanjutan.
Selain itu, langkah RK ini juga dapat memicu pertumbuhan ekonomi baru di sekitar pasar-pasar yang dipilih sebagai lokasi pembangunan perumahan. Hal ini berkaitan dengan potensi peningkatan aktivitas ekonomi di sekitar wilayah tersebut, baik dari segi peningkatan daya beli masyarakat yang tinggal di perumahan baru, maupun peluang usaha yang terbuka bagi masyarakat sekitar.
Pembangunan perumahan di atas pasar tidak hanya akan memberikan solusi atas permasalahan kepemilikan rumah di Jakarta, tetapi juga memberikan dampak positif secara menyeluruh bagi keberlangsungan perkotaan. Dalam hal ini, RK telah menunjukkan komitmen untuk menciptakan inovasi yang berdampak luas dalam menyelesaikan permasalahan kota, dan hal ini menjadi parameter penting untuk dinilai dalam pemilihan kepemimpinan kota. Di sisi lain, tentu saja, rencana ini juga harus diimbangi dengan berbagai aspek kesiapan infrastruktur, regulasi, dan partisipasi aktif dari masyarakat terkait untuk memastikan keberlangsungan rencana pembangunan ini. Dengan demikian, harmonisasi antara visi kepemimpinan dan keberlanjutan perkotaan dapat terwujud secara seimbang dan berkelanjutan.
