Di pesisir Kabupaten Sukabumi terdapat sebuah kampung unik yang dikenal dengan sebutan ‘Kampung Dayak’. Penduduknya hidup secara nomaden mengikuti pasang surut air laut. Namun, bagaimana kisah sebenarnya di balik kehidupan mereka yang unik ini?
Kampung Dayak terletak di sekitar pesisir Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Sebutan ‘Kampung Dayak’ berasal dari kebiasaan masyarakatnya yang seringkali melakukan perpindahan tempat tinggal sementara saat air laut pasang.
Saat air laut naik, mereka terpaksa meninggalkan rumah dan mencari tempat tinggal yang lebih aman. Lukman, seorang warga Kampung Dayak yang telah tinggal selama 23 tahun di sana, merasakan betapa sulitnya kehidupan di kampung tersebut. Air laut pernah naik sampai masuk ke perkampungan, memaksa keluarganya untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Dayak di sini bukanlah merujuk kepada salah satu suku di Kalimantan, melainkan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola tinggal masyarakat kampung ini yang sering berpindah saat situasi tidak aman untuk ditinggali. Sebenarnya, nama kampung ini adalah Kampung Talanca.
Mayoritas penduduk Kampung Dayak menggantungkan hidup pada hasil laut. Saat musim ikan tiba, mereka melaut untuk menangkap ikan sebagai sumber penghidupan utama. Namun, laut tidak selalu murah hati. Kadang-kadang, laut memberikan tangkapan melimpah, namun di waktu lain, laut bisa menjadi sunyi tanpa ikan.
Tidak hanya mencari ikan, ketika keadaan sulit, warga kampung ini juga menjadi pemulung dengan mengais rezeki dari tumpukan rongsokan yang terbawa arus dan terdampar di pesisir Loji. Mereka mencari barang-barang yang dapat dijual kembali, mulai dari logam hingga plastik, sebagai usaha untuk menyambung hidup di saat-saat sulit.
Tami, seorang warga Kampung Dayak, menceritakan bahwa ketika sulit mendapatkan ikan, dia beralih menjadi pemulung dengan mengumpulkan botol plastik dan kayu-kayu yang terdampar di pantai. Meskipun kehidupan mereka terombang-ambing oleh alam, Tami dan warga kampung lainnya tetap gigih dan tangguh. Mereka telah terbiasa dengan kerasnya kehidupan di pesisir, menerima perubahan musim dan pasang surut laut sebagai bagian dari kehidupan yang sederhana.
Kehidupan di Kampung Dayak tidak luput dari perjuangan. Meskipun demikian, semangat untuk terus menjalani hari demi hari tetap menyelimuti mereka. Mereka tetap berharap bahwa suatu hari nanti kehidupan mereka bisa menjadi lebih stabil dan sejahtera.
Kisah unik dari Kampung Dayak di pesisir Sukabumi menunjukkan ketangguhan dan keuletan masyarakat dalam menghadapi tantangan alam. Meskipun demikian, mereka tetap mempertahankan semangat untuk terus berjuang demi kehidupan yang lebih baik, sehingga menjadikan mereka contoh bagaimana manusia mampu bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Kisah-kisah seperti ini menjadi pengingat bagi kita semua akan kekuatan tekad, keuletan, dan semangat pantang menyerah. Keberanian dalam menghadapi ketidakpastian hidup serta kehidupan yang tidak mudah perlu diakui dan dihargai. Hal ini juga memberikan inspirasi bahwa manusia dapat terus bertahan dan berjuang, tidak peduli seberapa berat dan sukar tantangan yang dihadapi.
Terkadang, kehidupan yang sederhana dan jauh dari kemewahan justru memberikan pelajaran yang berharga bagi kehidupan modern yang serba cepat dan serba instan. Semangat dan optimisme yang terus dipertahankan oleh masyarakat Kampung Dayak adalah pembelajaran berharga bagi kita semua dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Kehidupan yang mereka jalani mengajarkan akan pentingnya keuletan, ketangguhan, dan penerimaan terhadap segala perubahan sebagai bagian dari kehidupan manusia di dunia ini.