Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi masih bertahan sebagai peninggalan sejarah dan sebagai pusat kebudayaan yang mencerminkan berbagai aspek kehidupan sosial serta kehidupan religius. Lokasinya di atas rawa, kanal gunung dan bentang alam di Kabupaten Muaro Jambi, candi ini telah berubah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan destinasi spiritual. Melalui kerjasama antara Kemendikbudristek, Javara dan Seniman Pangan, kekayaan gastronomi di daerah sekitar candi yang telah berusia lebih dari 1300 tahun diperkenalkan kembali kepada masyarakat. Acara jelajah rasa ini dilakukan oleh Javara Culture Jakarta beberapa waktu lalu pada tanggal 18 Mei.
Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi tidak hanya dikenal sebagai tempat bersejarah, tapi juga sebagai daerah yang mengandung potensi gastronomi yang luar biasa. Banyak tanaman pangan yang tumbuh di Jambi sehingga masyarakatnya tidak lagi perlu mengimpor makanan. Keadaan ini telah memungkinkan penggunaan kuliner Jambi secara maksimal, baik sebagai makanan sehari-hari, obat-obatan, hingga minuman.
Helianti Hilman, pendiri Javara, menegaskan bahwa Jambi memiliki warisan leluhur yang kaya akan kekayaan yang luar biasa. Jamuan di Muaro Jambi didasarkan pada karakter bentang alam dan keselarasan hidup dengan alam. Melalui edukasi, masyarakat desa selalu dibimbing dalam menyajikan makanan melalui keanekaragaman yang tersedia. Di masa depan, diharapkan para pengunjung bisa merasakan pengalaman dan cerita rasa dari kawasan Candi ini.
Makanan tradisional khas Jambi dapat dikelompokkan ke dalam tiga basis ekosistem, yaitu makanan berbasis rawa, sungai, dan hutan. Kekayaan kuliner ini harus dikenal dan dijaga agar tetap lestari. Mari kita menengok lebih jauh untuk melihat apa saja kekayaan kuliner Jambi melalui ketiga basis ekosistemnya.
Kekayaan Kuliner Jambi
1. Makanan Berbasis Rawa
Jambi, sebagai wilayah yang didominasi oleh lahan basah, memanfaatkan rawa sebagai sumber daya alam yang penting. Salah satu makanan unggulan dari wilayah ini adalah belut. Daging belut yang hidup di rawa memiliki kandungan protein tinggi dan memiliki beragam manfaat kesehatan seperti menjaga kesehatan mata dan mencegah anemia.
Di Muaro Jambi, ikan belut biasanya diolah menjadi masakan rempah ratus belut dengan bumbu tradisional yang sebelumnya diolah melalui proses pembakaran dan kemudian dimasak dengan ratusan rempah. Uniknya, rempah yang terdiri dari 120 jenis mempunyai khasiat tersendiri.
Selain itu, minuman khas dari daerah ini adalah secang. Minuman ini terbuat dari batang sepang yang kemudian diserut kecil-kecil. Minuman ini berkhasiat menurunkan panas dalam, melancarkan pencernaan, hingga menolak serangan racun. Minuman ini telah turun-temurun menjadi minuman tradisional di Jambi.
2. Makanan Berbasis Sungai
Sungai di Jambi juga menjadi habitat bagi berbagai spesies ikan yang dapat dinikmati. Beberapa ikan khas Jambi antara lain adalah ikan ruwan (gabus) dan ikan mudik. Beberapa olahan ikan seperti ikan bakar, senggung, gulai, atau digoreng menjadi menu utama di daerah ini. Daging ikan ini memiliki manfaat kesehatan seperti menyembuhkan luka setelah operasi, melancarkan peredaran darah, mendukung pertumbuhan otak pada anak dan dewasa, serta mengatasi gejala gizi buruk.
Jenis ikan mudik melimpah, sehingga masyarakat memanfaatkannya sebagi lauk seperti kerupuk ikan, tempek ikan, bakasam ikan, rusip ikan, bakso ikan, hingga pempek ikan. Ikan-ikan ini sangat kaya akan protein yang diperlukan dalam pola makan sehari-hari.
3. Makanan Berbasis Hutan
Sumber pangan di Jambi juga berasal dari kekayaan hutannya. Hutan-hutan di Jambi menyediakan tanaman kaya manfaat seperti gula enau (aren), cuka no (cuka dari nira enau), hingga daun-daun aromatik yang digunakan sebagai sayuran rempah ratus belut.
Gula enau, sebagai pemanis pada minuman, dibuat dari air nira aren yang dimasak menggunakan tungku api. Beberapa khasiatnya yakni untuk mengobati panas dalam hingga melancarkan pencernaan. Cuka no yang digunakan sebagai tambahan asam pada sambal juga memiliki manfaat kesehatan seperti mengecilkan perut, menambah selera makan, hingga kesehatan rahim wanita. Makanan dan minuman berbasis hutan ini telah menjadi bagian penting dari pola makan masyarakat Jambi.
Dari gambaran di atas, terlihat bahwa kekayaan kuliner Jambi yang terbagi dalam tiga ekosistem utama adalah luar biasa. Pengembangan dan pelestarian kuliner tradisional Jambi perlu terus ditingkatkan untuk menjaga warisan budaya dan kekayaan alamnya.