Menu

News

Janji ‘Gila’ Donald Trump Bangun Iron Dome yang Dianggap Tak Berguna

badge-check


Janji ‘Gila’ Donald Trump Bangun Iron Dome yang Dianggap Tak Berguna Perbesar

Keinginan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk membangun Iron Dome telah menuai kritik dan dinilai sebagai upaya yang kurang bermanfaat.

Donald Trump telah secara resmi menerima pencalonannya sebagai kandidat presiden dari Partai Republik dalam konvensi partainya yang diselenggarakan pada Kamis, tanggal 18 Juli 2024. Salah satu janji kampanyenya adalah untuk membangun Iron Dome, serupa dengan yang ada di Israel.

Namun, niat tersebut mendapat keraguan dari para ahli, mengingat AS tidak akan menghadapi ancaman rudal jarak pendek seperti yang sering dihadapi oleh Israel. BBC melaporkan bahwa Trump menyatakan rencananya untuk membangun sistem pertahanan rudal tersebut dengan tujuan untuk melindungi negaranya dari serangan asing. Trump menyebutkan dalam pidatonya di Konvensi Partai Republik di Milwaukee, bahwa pembangunan Iron Dome akan menguatkan kekuatan militer AS dan memastikan ketahanan negara.

Ide “gila” yang diutarakan oleh Trump pada awal tahun 2024 ketika masih dalam masa kampanye ini telah menuai perhatian dan kontroversi. Saat itu, Trump menyatakan bahwa Iron Dome akan digunakan untuk mencegah terjadinya Perang Dunia III, yang menurutnya semakin dekat terjadi.

Dalam sebuah pidato di sebuah pertemuan umum di New Hampshire pada 24 Januari 2024, Trump menyatakan, “Saya akan mencegah Perang Dunia III. Kita belum pernah sedekat ini. Anda hanya perlu melihat berita. Dan kita akan membangun Iron Dome di atas negara kita – perisai pertahanan rudal yang canggih.” Trump juga mengkritik Pemerintah AS karena tidak membangun Iron Dome, sementara terus mengalokasikan dana untuk membantu negara lain membangun sistem serupa.

Pengumuman Trump ini, meskipun menarik perhatian, dipandang sebagai langkah yang kontroversial dan terlepas dari realitas ancaman yang dihadapi oleh Amerika Serikat. Iron Dome yang biasa digunakan di Israel, secara spesifik dirancang untuk bertahan dari ancaman rudal jarak pendek yang mungkin diluncurkan dari wilayah terdekat, seperti Gaza. Dengan kondisi geografis dan geopolitik yang berbeda, penggunaan Iron Dome di AS tidak sepenuhnya relevan.

Kritik terhadap rencana Trump ini juga mencakup kesimpulan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia sebaiknya diarahkan untuk mengatasi ancaman dan tantangan nyata yang dihadapi oleh AS. Hal ini mencakup pemenuhan kebutuhan dalam menghadapi ancaman cyber, konflik regional, terorisme global, dan persaingan geopolitik dengan negara-negara lain di dunia.

Sementara AS memiliki sistem pertahanan rudal yang kuat, seperti sistem rudal pertahanan darat dan pelaut, serta perjanjian pertahanan bersama dengan negara-negara sekutunya, pembangunan Iron Dome dinilai sebagai langkah yang tidak efektif. Sumber daya dan perhatian semestinya lebih difokuskan pada pembenahan sistem pertahanan yang telah ada dan pengembangan teknologi pertahanan modern yang sesuai dengan ancaman yang dihadapi oleh AS saat ini.

Meskipun demikian, rencana Trump untuk membangun Iron Dome menggarisbawahi pentingnya perdebatan tentang kebijakan pertahanan negara. Pemimpin politik dan masyarakat AS perlu mengkaji secara cermat isu-isu keamanan nasional agar dapat memastikan bahwa sumber daya dan upaya masyarakat terfokus pada upaya pertahanan yang efektif dan relevan.

Sebagai salah satu negara adidaya, AS memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa langkah-langkah pertahanan yang diambil sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang nyata serta dapat melindungi negara serta rakyatnya dari ancaman yang mungkin timbul di masa depan.

Dalam konteks ini, selain menjaga ketahanan militer, AS juga dapat berperan sebagai pelopor dan penggerak dalam upaya kolaboratif untuk memperkuat keamanan dunia, termasuk dalam pencegahan penyebaran senjata pemusnah massal, penanganan konflik regional, dan mengatasi ancaman keamanan global lainnya.

Perdebatan mengenai rencana pembangunan Iron Dome oleh Donald Trump memberikan kesempatan bagi publik untuk lebih memahami dinamika politik dan strategi pertahanan negara. Dengan mewaspadai retorika politik yang kontroversial, masyarakat perlu mempertimbangkan secara seksama rencana dan kebijakan pertahanan yang diajukan oleh para pemimpin politik, serta potensi dampaknya bagi kepentingan dan keamanan nasional.

Keterbukaan, kritis, dan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya menilai dan memahami rencana-rencana kebijakan pertahanan merupakan langkah penting dalam menjaga stabilitas serta keamanan negara AS di tengah dinamika politik dan keamanan global yang senantiasa berubah.

Facebook Comments Box

Read More

AHM Bersiap untuk Meluncurkan Produk Baru Minggu Ini, Akankah Honda PCX 160 Terbaru?

2 December 2024 - 20:50 WIB

Cak Lontong: Pram-Rano Menang 1 Putaran, Semoga yang Lain Menerima.

29 November 2024 - 18:06 WIB

Suzuki Jimny Edisi White Rhino Menjadi Keinginan Kolektor

29 November 2024 - 17:57 WIB

Fiqih Muamalah dan Halal Haram Harta dalam Islam: Panduan Praktis dalam Islamic Finance

28 November 2024 - 17:19 WIB

Investasi Halal Tanpa Riba untuk Bangkitkan Ekonomi Islam

25 November 2024 - 13:24 WIB

Trending on Iklan