Komite Disiplin PSSI (Komdis PSSI) telah menjatuhkan sanksi kepada Persib sebagai akibat dari kerusuhan yang terjadi setelah pertandingan kandang melawan Persija beberapa waktu lalu. Bobotoh, sebutan untuk pendukung setia Persib, melakukan aksi pitch invasion yang berujung pada masuknya para suporter ke lapangan dan dugaan penganiayaan terhadap petugas keamanan. Selain itu, suporter juga terlihat melakukan penyalaan flare dan pelemparan botol serta plastik ke arah steward. Sebagai konsekuensinya, Komdis PSSI mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada Persib berupa larangan bermain dengan penonton hingga paruh musim Liga 1 dan denda sebesar Rp 295 juta.
Menurut keterangan resmi yang dirilis oleh Komdis PSSI melalui laman online resmi PSSI, jenis pelanggaran yang dilakukan oleh suporter Persib meliputi penyalaan flare dalam jumlah besar, pelemparan air mineral dan plastik ke arah petugas keamanan di pinggir lapangan, masuknya penonton ke area lapangan yang berujung pada kerusuhan dan cedera, serta dugaan korban luka-luka akibat insiden tersebut.
Sebagai bentuk hukuman, Persib dilarang untuk menyelenggarakan pertandingan dengan penonton di stadion kandangnya hingga paruh musim kompetisi Liga 1 tahun 2024/2025. Sanksi tersebut terperinci menjadi penutupan seluruh stadion untuk dua pertandingan secara berturut-turut di pertandingan terdekat, dan dilanjutkan dengan penutupan sebagian stadion, yaitu Tribun Utara dan Tribun Selatan, selama tiga pertandingan secara berturut-turut. Selain itu, Persib juga diwajibkan membayar denda sebesar Rp 295.000.000.
Insiden pitch invasion yang dilakukan oleh Bobotoh diduga sebagai reaksi atas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh manajemen Persib terhadap salah satu suporter saat pertandingan melawan Port FC dalam ajang Liga Champions Asia. Hal ini menambah kompleksitas situasi yang sedang dihadapi oleh Persib dalam menjaga ketertiban dan keamanan saat pertandingan di stadionnya.
Kerusuhan yang terjadi setelah pertandingan tidak hanya merugikan Persib secara finansial melalui sanksi denda yang harus mereka bayar, tetapi juga berdampak pada citra dan reputasi klub di mata publik dan pihak berwenang. Hal ini dapat berdampak negatif pada minat penonton dan sponsor, serta memberikan tekanan tambahan bagi manajemen klub dalam menjaga ketertiban saat pertandingan.
Sanksi yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI dapat menjadi pelajaran berharga bagi klub lainnya dalam meningkatkan pengawasan keamanan selama pertandingan dan menghimbau suporter untuk mengekspresikan kecintaan mereka kepada klub secara tertib dan sportif. Bukan hanya menjadi hukuman, sanksi tersebut diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku suporter demi terwujudnya suasana pertandingan yang aman dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat.